Bahagia
Aku percaya
telah ditinggalkan
Setelah ia pergi dan menusuk hatiku
Lalu aku melimpahkan diri
Tentang apa yang salah dalam perbuatan
Adapun aku
murung menimpalinya
Karna tau sebab kau kecewa diatasnya
Katamu waktu itu mendidikku
Untuk menerima putus asa sebagai logika
“Kau terlalu bodoh untuk diam, bahkan kau bisa melakukan sesuatu untuk itu.”
Mengurung diri
dalam sunyi
Seakan kurasa tepat kuterapkan
Mulailah kupahami
Aku harus begerak
Menusuk otak, hati dan jantungku
Agar kematian menyisakan saksi
Kebodohanku telah berujung
Ternyata, aku
lupa
Esensi hidupnya manusia
Setelah melamun sekian purnama
Kehilangan pasti ada gantinya
Jika tidak! ada alasan terbaik dari itu semua
Kecewapun pasti memiliki naungan waktu
Supaya aku menerimakan yang tertera
Dari sekian takutnya tak diterima dia
Walaupun tak tau diri
Tapi jangan sekalipun aku jadi bodoh
Karna maaf tak cukup membuatku jadi pintar setelahnya
Cukuplah untuk
paham
Kepahitan itu yang mempertemukan
Bahagia selalu ada untuk dipertahankan
Jadi,
Lupakan sedih, kehilangan, dan segala yang mengusik hati tak tentram
Masih banyak bahagia yang perlu ditunjukkan
Kairo, 31
Desember 2021
0 komentar:
Posting Komentar