2 min Reading
Add Comment
Untuk
: Kau yang Sadar
Sayang,
bukankah telah aku katakan untuk selalu mencintai apa yang kamu nyaman di dalamnya.
Mulai dari keluargamu, kekasihmu, pekerjaanmu sampai bahasamu sendiri. Bukankah
sudah ku ajarkan padamu untuk selalu menghargai bahasamu sendiri, bahasa yang
selalu kau gunakan untuk berkomunikasi dan menarik perhatian orang lain.
Meskipun kau nyaman dengan percampuran bahasa orang lain dengan bahasamu atau bahasa
orang lain seluruhnya. Lupakah dirimu akan apa yang telah diajarkan padamu,
sampai kau gunakan bahasa orang lain untuk berkomunikasi dengan orang negerimu
sendiri. Masih kurang nyaman apa bahasa bumi pertiwi indonesia, hingga kau rela
menggunakan mulut mungil nan manismu itu memakai bahasa orang lain.
Memang sih serba bisa itu bagus (bisa bahasa orang lain), tapi apa kau
ga pernah diajarin cara menempatkannya.
Adalah
pepatah mengatakan kalau mengusai dunia itu dengan bahasa. Memang ga salah
pepatah mengatakan itu, yang salah adalah mereka yang tidak menempatkannya pada
tempatnya. Menempatkan bahasa orang lain kesesama orang indonesia ketika sedang
mengobrol biasa. Beda cerita kalau dalam masalah pekerjaan, yang mana
pekerjaannya menuntutnya memakai bahasa orang lain. Ini masalah ngobrol dan
komunikasi dengan warga negara sendiri, bukan dalam ranah pekerjaan. Jadi, apa
masih rela mulut manis itu juga terjajah kebudayaan tidak menghargai akan apa
yang dicintai?
Bener
sih, rasa nyaman itu lebih menang dari segalanya. Tapi, masak iya kau
melupakan kebiasaan yang dulu telah diajarkan. Kebiasaan untuk mencintai negeri
sendiri, apapun itu. Baik dari alamnya, bahasanya, kebudayaannya, keaneka
ragamannya dan juga segala hal yang ada di dalamnya. Demi kenyamanan yang telah
kau dapatkan dari bahasa orang lain serta budayanya. Seperti yang sudah aku
bilang, boleh kau nyaman dengan bahasa orang lain, tapi tau dimana
menempatkannya. Itu saja.
Kalau
kau sadar dan mecintai negerimu dan isinya, mau kau pandai dan pinter berbagai
bahasa. Kau akan tetap mencintai negeri dengan menggunakan bahasanya untuk
berkomunikasi. Secara tidak langsung bisa diartikan bahwasanya rasa nyaman itu
masih di bawah rasa cinta.
Gimana
sayang, masih membela rasa nyaman atau rasa cinta akan negerimu?
Cairo, 6 Juni 2016
0 komentar:
Posting Komentar