2 min Reading
Add Comment
![]() |
Ilustrasi dari google |
“Ketika seorang wanita lebih memilih seseorang yang membuatnya
nyaman, kenapa aku selalu membuat mereka merasa takut?”
Wanita
akan sampai pada kesimpulan perasaan suka, karena berawal dari rasa nyaman.
Tapi, meskipun aku tau hal itu, kenapa aku ga bisa menerapkannya dalam hidupku.
Membuat mereka nyaman. Sebegitu sulitkah sifatku menumbuhkan rasa nyaman itu. Sehingga
menimbulkan rasa aman dan tentram. Entahlah.
Saat
aku menyukai seseorang. Dari balik matanya yang teduh, sifatnya yang penuh
kebaikan, wajahnya yang menawan, bibirnya yang meramu doa-doa kepada-Nya,
Hatinya yang kutahu tak akan berdusta, Pula keningnya yang suka merendah dengan
bersujud ketika curhat pada-Nya, airmata yang selalu iba melihat orang lain
mendapatkan kesedihan, tangannya yang suka diulurkan tanpa orang tau, kakinya yang
selalu melangkah ke masjid sebelum adzan berkumandang, dan pula kebesaran hati
serta kesempurnaan dirinya. Itulah
mengapa aku suka. Tapi setiap kali aku mencoba untuk lebih mengenalnya. Selalu
membuatnya jauh dan merasa takut.
Aku memang
sudah mengenal beberapa darinya. Tapi tak pernah tau bagaimana membuatnya
nyaman, aman dan tentram denganku. Aku selalu suka bersikap sesukaku. Namun,
saat mencoba membuat seseorang nyaman aku selalu menjadi hal lain. Seakan sisi
lain diriku sudah merajai dan membunuh diriku yang bebas itu. Lalu menerapkan
sistem yang membuat wanita yang kusuka menjadi takut dan pergi.
“Aku memang terlalu bodoh untuk menarik orang yang kusuka. Makanya aku
lebih memilih mencintaimu secara diam. Seperti diammu ketika berdoa kepada-Nya.
Karena hatimulah yang lebih bersuara.”
Untuk kau yang kusuka.
Musim selalu berganti
Hujan akan turun bersama air dan anugrah
Diantara kesedihan puisi dan kata yang dibuat mereka
Yang lara hatinya dan rindu
Panas akan mengajak kering dan terik berkencan
Supaya manusia tau akan rasanya emosi
Dan mencari tau bagaimana bisa sejuk lagi
Dingin akan membuat selimut dan jaket lebih berguna
Karena api tak akan setia selain pada tungku rumahmu
Dengan kayu yang dibakar
Semi akan menciptakan kehidupan dan hal baru yang perlu dinikmati
Di mana kau bisa melepaskan segala penat itu
Penat yang membuatmu takut memulai hal baru
Musim selalu berganti
Hujan akan turun bersama air dan anugrah
Diantara kesedihan puisi dan kata yang dibuat mereka
Yang lara hatinya dan rindu
Panas akan mengajak kering dan terik berkencan
Supaya manusia tau akan rasanya emosi
Dan mencari tau bagaimana bisa sejuk lagi
Dingin akan membuat selimut dan jaket lebih berguna
Karena api tak akan setia selain pada tungku rumahmu
Dengan kayu yang dibakar
Semi akan menciptakan kehidupan dan hal baru yang perlu dinikmati
Di mana kau bisa melepaskan segala penat itu
Penat yang membuatmu takut memulai hal baru
Gugur akan
menjadikanmu tau gravitasi itu ada
Karena mereka ada seperti halnya perasaan yang selalu bergejolak dalam hati
Ia tak bisa dilihat tapi jelas buktinya
Karena mereka ada seperti halnya perasaan yang selalu bergejolak dalam hati
Ia tak bisa dilihat tapi jelas buktinya
Aku di sini
selalu mencintaimu
Rinduku padamu juga rinduku pada-Nya
Doaku untukmu kupanjatkan pada-Nya
Karena Dialah penguasaku
Hati, perasaan, jiwa, emosi dan suka
Terutama pohon cinta dalam sanubariku
Yang teduh karena ada kamu dibawahnya
Yang menghadirkan angin sepoi-sepoi
Sungguh menyejukkan sekali
Rinduku padamu juga rinduku pada-Nya
Doaku untukmu kupanjatkan pada-Nya
Karena Dialah penguasaku
Hati, perasaan, jiwa, emosi dan suka
Terutama pohon cinta dalam sanubariku
Yang teduh karena ada kamu dibawahnya
Yang menghadirkan angin sepoi-sepoi
Sungguh menyejukkan sekali
Suyuthi ahmad.
0 komentar:
Posting Komentar