PERAHU SENDIRIAN

PERAHU SENDIRIAN

Kemana kau akan selalu berlabuh, bilamana kau terombang-ambing tidak menentu arah. Terkalahkan oleh desiran air yang mengalir, berputar, menerjangmu ke arah yang kaupun tidak mampu menolaknya. Kekuatan apa yang kau punya selain do’a yang kau panjatkan. Begitulah nasib berpihak padamu. Sendiri, di atas air tanpa bisa kau kendalikan, bahkan jika kau berontak. Pilihanmu kalau ga karam ya hancur di tepian pantai.

Di sisi lain, kau hanya akan mampu mendapatkan apa yang kau idam-idamkan hanya dengan kau bersama manusia, berdampingan dengannya menuju hulu yang kau impikan. Hulu dimana kau akan kembali. Tetapi itu bukan tempatnya, itu hanya tempat dimana kau beristirahat sejenak. Tempatmu kembali memanglah laut dan karam di dalamnya.

Kau itu adalah segelimpang kayu yang tak mampu mengelak, meski kau bisa bernafas lega bila ada yang menaikimu. Meski tak sepenuhnya membuatmu lega. Sebab, adakalanya mereka yang menaikimu juga meninggalkanmu bahkan menghancurkanmu. Dengan alasan kau sudah tidak berguna lagi baginya. Kau itu cuma tempat yang cocok untuk dimanfaatkan.


Cukup kau bersyukur dengan jalan hidupmu dan berusaha menyenangkan mereka yang menaikimu selama kau mampu. Baik dalam membawa mereka ke lautan luas maupun membawa mereka kembali ke tepi pantai dimana mereka kembali. Itu sudah lebih baik. 

1 komentar:

Sabun Cuci Piring mengatakan...

Ceritanya bagus mas

My Instagram