3 min Reading
Add Comment
Kau
pandai hari ini. Aku menyaksikannya di matamu. Penuh harapan yang kau coba
tuk selesaikan menjadi sebuah kenyataan di hidupmu. Memang tak cukup mudah
membaca setiap harapan yang tercipta dalam dirimu. Itulah yang kubilang kau
pandai. Menyembunyikan berbagai harapan dalam semangat yang kau ciptakan.
Entahlah. Aku hanya merasa itu bagus, kau memiliki semangat mengerjakan segala
yang ada dalam harapanmu, pikirku. Harapku, kau tak terpuruk dengan kegagalan
bila kau mendapatinya ketika kau berproses mendapatkan apa yang kau harapkan.
Jikalau memang kau tak sanggup menghadapi kegagalan yang akan datang sebagai
ujian untuk setiap semangat meraih apa yang diharapkan, cobalah renungi dahulu.
Sekiranya kau dapatkan jalan menemukan semangat kembali. Semangat yang sama
saat pertama kali kau menemukan harapan-harapanmu. Andai masih saja tak
membuatmu bangkit dari kegagalan yang membuatmu terpuruk. Mulailah memerhatikan
segala yang telah kau lalui dalam prosesmu. Temukanlah celah yang membuatmu
merasakan kegagalan itu berawal dari sana. Lalu, perbaiki. Aku yakin kau
memiliki kekuatan untuk memperbaikinya dan membuatmu bangkit. Dan aku percaya
itu.
Semangat
itulah kuncinya. Tapi, sebuah kunci hanyalah barang tak memiliki kegunaan tanpa
ada gembok yang membuatnya berguna. Jadi, aku rasa kaupun membutuhkan gembok
yang cocok untuk kunci semangatmu. Kepercayaan. Itulah gembok yang aku rasa
paling cocok untuk kunci semangatmu. Saat kau sudah memiliki sebuah semangat,
tapi tak memiliki kepercayaan yang kau berikan dan terima dari mereka yang
terlibat dalam harapanmu, segalanya jadi jelas. Sia-sia. Beda lagi kalau
semangat itu kau tambah juga dengan membuka gembok kepercayaan. Semakin cepat
kau akan mendapatkan apa yang kau harapkan. Masalahnya, tak semudah itu
mendapatkan gembok yang serasi dengan kuncinya kecuali tukang yang berurusan
dengan keduanya. Tukang kunci. Bisa dibilang, yang mengerti dan memahami
semangat dan kepercayaan yang kau perlukan adalah orang terdekatmu, orang tua
dan teman. Itulah rekan yang kukira akan sangat membantu menemukanmu dengan
gembok yang serasi denganmu. Jangan sia-siakan untuk tidak berdiskusi dengan
mereka atas segala harapan yang kau miliki itu.
Masih
banyak segala unsur untuk mencapai harapanmu. Meskipun aku tahu, harapanmu akan
memunculkan resiko tersendiri yang tak bisa dihindari. Yakinlah kau tak perlu
mengkhawatirkannya sampai kau memusatkan segala usahamu, dengan berbalik
membumihanguskan resiko itu. Hanya akan menjauhkan kau dari harapan-harapanmu.
Itulah yang bisa kusarankan untukmu bila kau mulai menemukan resiko yang
terjadi dari harapan yang kau coba menjadikannya kenyataan dalam hidupmu.
Memang hal itu membuat khawatir dan keresahan, tapi kalau kau menjadi tak
terarah akannya. Kau hanya akan jadi boneka yang usang dibalik lemari gudang. Memang
harus dihadapi resikonya. Tapi, tak melulu kau harus mengorbankan harapan itu
pula. Harapan yang telah membuatmu hidup dan memiliki tujuan. Akupun masih
percaya, kau pandai dalam menyikapinya, seperti saat kau menutupi apa saja yang
kau harapkan untuk hidup dan tujuanmu dariku. Sesekali dengarkanlah lagunya
Tony Q Ratsafara yang berjudul “this is my way” supaya kau dapat rileks dan
mendapatkan motivasi atas segala resiko yang akan atau sedang kau hadapi. Percayalah
kau akan menemukan soul dalam lagu itu. Dan itu akan membantumu
menyikapi resiko yang timbul dari harapanmu.
Senanglah.
Karena aku akan sangat senang melihat matamu memancarkannya. Kebahagiaan yang
sungguh dari segala kegagalan dan resiko yang telah terselesaikan dari harapan
yang kau wujudkan. Karena di situlah titik puncak kenikmatan melihatmu
memancarkan kebahagiaan. Senyuman yang mengembang, raut yang penuh kecerahan,
mata yang memancarkan kesejukan, pula gigi yang berbaris rapi saat tertawa manismu.
Semua terekam dalam kebahagiaanku pula. Melihatmu sukses dari segala yang kau
harapkan dan targetkan. Matamu sungguh memancarkannya. Kepandaian yang selalu
aku harapkan berakhir positive dalam kehidupanmu, penuh kasih sayang dan
kebahagiaan tak terkira.
Kairo,
18 Oktober 2016
0 komentar:
Posting Komentar