Menjadi Manusia Normal dengan Keresahan Hati

Menjadi Manusia Normal dengan Keresahan Hati

Malam ini. Rautmu sudah menjelaskan semuanya, kesedihanmu, kemurkaanmu, ketidaknyamananmu, serta ketidaksukaanmu. Akan semua suasana yang menjeratmu untuk tetap bertahan dalam kondisi yang menyayat perasaanmu. Ditambah lagi kau memikirkannya, sehingga sangat jelas sekali kau tak mampu menikmati hidupmu dalam kenyataan yang menyamankanmu. Utamanya setelah kejadian itu. Jelas sekali perubahan itu terlihat dan tergurat dalam sikap pula raut kegelisahanmu. Cukup menghantuimu memang. Tapi, aku tau satu hal. Kau tak mampu menyembunyikan keresahan hatimu.

Sementara kau berada diantara tawaan mereka. Kau tak mampu mengikutinya. Sebab kau merasa dirimulah yang dihukumi sebagai salah satu orang yang jadi bahan pemicu tawaan itu. Benarlah tawamu dipaksakan ketika diminta tertawa seperti yang lain. Garing. Memang berat kalau beban itu masih kau rasa menjadi milikmu dan kau tanggung sebagai permasalahan yang mencekammu. Kalau memang kaupun tak merasa itu tanggunganmu, perlihatkanlah raut mukamu yang ceria tanpa kebohongan menyembunyikan keresahanmu.

Cukup kau ceritakan saja pada orang yang kau anggap dapat dipercaya menyembunyikan rahasia keresahanmu. Aku rasa, kau akan merasakan kelegaan yang dapat membantumu mengurangi ancaman yang kau rasakan. Walaupun enggak sepenuhnya kelegaan itu kau dapatkan, setidaknya kau menemukan hal yang membuatmu merasa lebih ringan akan beban-bebanmu. Tunggu apalagi, cukup kau lakukan dan temukan kenyamananmu kembali.

Setelah semuanya selesai, kau akan menertawakan dirimu sendiri. Menertawakan apa yang telah kau perbuat dengan memelihara keresahan dan ancaman dalam hatimu. Seakan-akan kau telah menemukan bahwa semua itu sebenarnya tak perlu dilakukan, kalaupun dilakukan hanya berdampak sia-sia saja. Tapi, tetap saja kau lakukan itu. Memang bodoh, tapi memang begitulah jalannya menjadi manusia normal yang memiliki keresahan dan ketidaknyamanan dibalik  senyum kepalsuan. Tak usah menyesali kebodohanmu itu. Cukup berusaha memperbaikinya maka kau akan mendapatkan nilai plus tersendiri. Apalagi dariku, plus plus plus kuberikan padamu. 
*cukup kau nikmati kehidupanmu menjadi manusia

Kairo, 16 Oktober 2016

2 komentar:

My Instagram