Surat (2) Masihkah Kamu?



Masihkah Kamu?

Benarkah aku masih mencintaimu
Dengan cinta yang mengadakan rindu dan pilu
Meniadakan batas pulau, benua sampai kehidupan baru

Surat kedua,
Pesan teks yang mengajarkan menggoda dan merayu
Dibalut kagum dan suka yang menggebu-gebu
Bicarakan soal masa depan supaya terkesan memberi kepastian
Ajakannya memang kurang bermutu tapi itulah kenyamanan
Yang menentramkan dan dibutuhkan dalam menjalin hubungan
Jikalau terpeleset sekalipun akan beralibi jadi sebuah candaan
Tapi, akan ditinggalkan sebab wanita mengerti itu tipu daya
Bukanlah rasa supaya menjadin kasih sayang dan cinta

Sudah aku bicarakan soal cinta
Ia hanyalah butir-butir kepercayaan
Dibalut dengan kenyamanan dan ketentraman
Hati, pikiran, logika dan perasaan
Dengan kata-kata dan bibir yang bicara
Rayuan jadi kinerja pembangkitnya
Sedang lara, dan sakit adalah bumbunya
Meracik curiga, kesal, marah, emosi, dan benci
Lalu, menegasikan kebasian hubungan hati
Hingga mencampakkan penyesalan diri

Jadi, sudahkah aku menemukannya padamu
Dasar cinta yang telah kubicarakan
Hingga kamu adalah tempat rinduku untuk kembali
Hingga kamu adalah wadah kasihku dicurahkan
Hingga kamu adalah tumpahan sayangku dimanjakan
Hingga kamu adalah rumah cintaku bersemayam

Ataukah sudah ada yang lebih dari kamu dan cinta itu sendiri?

Kairo, 23 Juni 2017

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Ahh masak sih ?

Unknown mengatakan...

Lelah terurai menjadi kasih tatkala ada cinta... Qiqiiq

My Instagram